Kamis, 02 April 2015



 Hakim, Berpihaklah Pada Kelestarian Lingkungan


Release aksi JM-PPK REMBANG

Hakim, Berpihaklah Pada Kelestarian Lingkungan

Semarang, Kamis, 2 April 2015 warga Rembang yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) Rembang dan aliansi mahasiswa di Semarang dan daerah lainnya melakukan aksi serentak meminta majelis hakim untuk memutuskan gugatan warga Rembang yang berpihak pada kelestarian lingkungan (ekologi).
Bertepatan juga pada hari ini adalah sidang dengan agenda kesimpulan.

Dalam persidangan yang di ketuai majelis hakim Susilowati Siahaan SH  dan hakim anggota Husein Amin Effendi SH dan Desy Wulandari SH. Pada dasarnya harus mempertimbangkan, penambangan yang dilakukan oleh PT Semen Indonesia tersebut berada di kawasan Cekungan Air Tanah (CAT) Watu Putih yang merupakan kawasan lindung geologi. Berdasarkan hasil penelitian Semarang Caver Association (SCA) dan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), dikawasan tersebut ditemukan 49 Goa yang tersebar dan 4 diantaranya merupakan Goa yang memiliki sungai bawah tanah aktif. Selain itu juga terdapat 109 mata air yang tersebar di wilayah CAT Watu Putih sebagai mata air parenial yang mengalir di sepanjang musim kemarau dan penghujan. Maka dari itu, selama proses sidang gugatan ini kami meminta operasional diberhentikan sampai adanya putusan pengadilan yang tetap.

Bahwa air yang dihasilkan dari sumber mata air yang ada di sekitar kawasan Karst CAT Watu Putih melebihi kebutuhan dasar masyarakat akan air yang rata-rata membutuhkan 10-20 liter/hari/orang. Mata air Sumber Semen menjadi sumber utama untuk memenuhi kebutuhan air  masyarakat di 14 kecamatan, di Kabupaten rembang dengan estimasi memenuhi kebutuhan 607.188 jiwa, selain itu juga untuk kebutuhan PDAM. Sementara itu, dalam konteks bencana, hilangnya jeda waktu air tersimpan sehingga pada saat musim hujan, air yang seharusnya terserap ke dalam tanah akan berubah menjadi air pemukaan/run off. Pada saat melebihi debit puncak air hujan yang datang akan cepat hilang sebagai aliaran air permukaan dan hal ini dapat mengakibatkan banjir di wilayah-wilayah dataran yang berhubungan langsung dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang bermuara pada CAT Watuputih.

Berdasarkan aturan hukum Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah tahun 2010-2030 menyebutkan bahwa kawasan imbuhan air merupakan kawasan lindung geologi. Lebih lanjut, dalam Keppres Nomor 26 tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah menyebutkan di dalamnya termasuk Cekungan Air Tanah Watuputih.  Selain itu, izin lingkungan Gubernur Jawa Tengah 660.1/17 tahun 2012 bertentangan dengan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 junto Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 14 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Rembang tahun 2011-2031 junto Keppres Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah.

Untuk itu dalam gugatan, warga dan WALHI memohon kepada Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang agar mengabulkan gugatan para penggugat untuk seluruhnya, menyatakan batal atau tidak sah surat keputusan gubernur Jawa Tengah nomor 660.1/17 tahun 2012 tentang Izin lingkungan kegiatan penambangan oleh PT Semen Gresik (persero) Tbk. Tidak hanya itu, hakim harus mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan ekologi yang lebih baik untuk kehidupan manusia.

Untuk itu kami mendesak kepada majelis hakim PTUN Semarang:
1. Meminta kepada majelis hakim untuk berpihak kepada masyarakat dan kelestarian lingkungan,
2. Meminta hakim melihat secara utuh dan dengan jujur melihat dari fakta persidangan yang ada sehingga putusannya memihak pada kelestarian lingkungan,

Kordinator Aksi: Marno: 085741686242

Rabu, 01 April 2015



TRADISI SEDEKAH BUMI DESA TEGALDOWO  

      
  Di desa Tegaldowo sesudah panen raya, tiap tahun pasti ada syukuran yaitu berupa sedekah bumi, tapi kalau masyarakat itu menyebutnya “Gas Deso”. Syukuran ini sudah ada sejak leluhur kami dulu, tapi secara turun-temurun sedekah bumi sampai saat ini tetap diadakan oleh masyarakat Tegaldopwo dan sekitarnya. Sedekah bumi di desa Tegaldowo, dari dulu sampai  sekarang ini di gelar setiap hari Jum’at Legi, di masa habis panen raya. Biasanya brokohan/sedekah bumi di gelar di setiap sumber mata air, yang ada di desa Tegaldowo. Setiap keluarga membawa satu tumpeng/ambeng, jika brokohannya sudah di do’akan oleh modin, warga saling tukar –menukar tumpengnya. Tetapi tidak hanya membawa tumpeng kecil saja, tiap RT iuran berbagai makanan dan nasi yang di buat tumpeng besar yang bentuknya mirip gunung/ di sebut juga “Gunungan”. Tumpengnya di buat seperti gunung, karena masyarakat mencari nafkah dari gunung/bukit yang berada di selatannya di desa Tegaldowo. Untuk membawa tumpeng yang besar, ketempat sumber mata air, biasanya di gotong dengan 4 orang atau lebih, karena ini bentuk kerukunan masyarakat di desa. Tumpeng besar itu biasanya di isi dari hasil panen petani yang berupa, pisang, sayuran, nasi dan yang lainnya, dan luar di lapisi dengan daun jati. Yang ikut brokohan/bancakan tidak hanya orang-orang dewasa saja, tetapi anak-anak kecil juga pada ikut datang dan rebutan gunungan. Dan biasanya acara itu di mulai pada pukul 09.00 pagi sampai pukul 11.00 an lebih. Brokohan/bancakan selain bersyukur karena mendapat rejeki hasil panen yang banyak, juga supaya di musim tanam tahun tahun depan tidak terserang penyakit hama atau bencana. Untuk yang di bawakan tumpeng besar, hanya sumber mata air yang besar, untuk yang sumber mata air kecil hanya di bawakan tumpeng yang sederhana saja. Sedekah bumi di desa Tegaldowo identik dengan hiburan kesenian ketoprak satu hari satu malam. Kalau tidak nanggap ketoprak biasanya desa akan terkena pagebluk, warga  banyak yang sakit , tanaman juga akan gagal panen. Untuk menghindari semua itu jadi setiap sedekah bumi, juga nanggap ketoprak hingga saat ini masih berlaku. Dana untuk nanggap ketoprak warga mengadakan gotong royong, yaitu setiap KK iuran sekitar Rp 20.000,00. Kenapa kalau brokohan selalu memilih di sumber mata air? Ya, karena manusia tidak bisa hidup tanpa, dan sumber  mata air sumur Gedhe dan sumber lainnya yang ada di Tegaldowo ini, yang mencukupi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Untuk kebutuhan air, masyarakat desa Tegaldowo tidak ada yang beli air, karena di desaku ada banyak  sumber mata air: sumber mata air yang ada di desa Tegaldowo semua itu sumber  abadi, jadi walaupun musim kemarau tidak pernah kekeringan/kekurangan air. Jadi brokohan sedekah bumi itu adalah bentuk rasa syukur kami terhadap ibu pertiwi, yang selama ini telah menghidupi kami. Kami ingin sumber daya alam yang ada di desa Tegaldowo dan sekitarnya ini, tetap terjaga kelestariannya dan tradisi kearifan lokal ini tetap ada, sampai anak cucu kami nanti.
BUDAYA GOTONG ROYONG


Tegaldowo: Selasa, Tanggal 03/03/2015 dari zaman leluhur kami dulu, sampai zaman sekarang ini, di desa Tegaldowo dan disekitarnya punya budaya gotong royong, tetapi warga Tegaldowo itu menyebutknya ”Sambatan”. Gotong royong itu biasanya dilakukan pada saat mendirikan rumah juga pada saat biasanya membawanya pulang hasil panen dari ladang. Pada  saat mendirikan rumah biasanya sampai 40 orang itu berasal dari tetangga sekitarnya yang mendirikan rumah. Sambatan atau gotong royong itu dikerjakan sampai selesai, meskipun kadang bisa rampung sampai dua hari, tapi kebanyakan satu hari sudah rampung. Karena mayoritas rumah warga Tegaldowo dan sekitarnya itu, dibuat dari bahan kayu semua. Selain karena kayu itu awet, semakin lama harganya juga semakin mahal, di samping itu rumah kayu gampang/bisa di pindah. Di samping semua alasan itu tadi, kami ingin kebudayaan dari nenek moyang kami dulu itu agar tidak hilang/punah dan tetap lestari sampai generasi berikutnya.
         Sekitar lima tahun yang lalu warga Tegaldowo setiap membawa pulang hasil panennya masih dipikul dan berjalan kaki, karena jarak ladang sampai rumah warga sekitar jauhnya mencapai 2 km lebih. Tapi agar cepat selesai atau agar cepat hasil panennya bisa sampai dirumah semua warga melakukannya dengan bergantian sambatan/gotong royong. Meskipun jarak ladangnya ada yang jauh dan ada yang dekat dari rumah, tapi tetangganya tidak merasa keberatan, karena itulah bentuk kerukunan hidup bertetangga. Walau itu pulang-pergi ke ladang sampai berkali-kali dan jalannya naik turun tetapi tetap semangat setiap hasil panennya satu orang biasanya bisa di rampungkan satu hari. Tapi dengan hasil panen yang sangat melimpah para petani senang. Karena setiap tahun hasil panennya malah tambah/melimpah, akhirnya warga berniat dan sepakat untuk membuat jalan agar bisa di lalui oleh truk atau kendaraan lainnya. Dan pembuatan jalan itu dikerjakan bersama-sama dengan cara manual oleh warga yang punya ladang, mereka mengerjakan pembuatan jalan itu dengan cara bergantian/bergiliran. Biasanya warga mengerjakan dari pagi sampai siang hari saja, dan proses pembuatan itu selama dua bulan dan pada musim kemarau. Sekarang akhirnya kalau membawa pulang hasil panennya di angkut oleh truk, tapi yang ladangnya jauh dari jalan juga masih di lakukan dengan cara gotong royong, tetapi sekarang tidak sampai rumah, hanya sampai dipinggir jalan saja. Tradisi sambatan/gotong royong itu menurut warga selain mempercepat pekerjaan juga untuk mempererat tali persaudaraan dan kerukunan. Budaya itu sampai saat ini juga masih di gunakan oleh warga Tegaldowo dan sekitarnya.

Jumat, 13 Maret 2015

Kronologi Tolak Tambang Semen Indonesia di Rembang




TAHUN 2012

Sudah beredar kabar bahwa di wilayah Desa Tegaldowo Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang Jawa Tengah akan di bangun pabrik semen PT.Semen Indonesia,namun sampai saat ini dari pihak pemerintah Rembang maupun dari pihak PT.Semen Indonesia belum melakukan sosialisasi terkait akan di bangunya pabrik tersebut.
Isu akan di bangunnya pabrik semen PT.semen Indonesia banyak menuai kontroversi, pro dan kontrapun terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Di tengah santernya kabar akan pendirian pabrik semen PT.Semen Indonesia kami mencoba mengkonfirmasi ke pemerintahan tingkat Desa. Kami pun akhirnya memutuskan untuk datang ke kediamanan bapak kepala Desa Tegaldowo yang kala itu di jabat oleh bapak SUYANTO,kami datang berlima (sumarno, supristianto, kusrin, abdulah dan parmin).

Ketika kami menanyakan terkait rencana pendirian pabrik semen PT.Semen Indonesia kepada bapak kepala Desa Tegaldowo, beliau tidak tau menau soal Rencana pendirian pabrik semen PT.Semen Indonesia di wilayahnya dan jawaban yang di berikan ke kami terkesan berbelit-belit seakan-akan cuek.



……………………..2013

Tidak puas dengan jawaban yang di berikan kepala Desa Tegaldowo kepada kami, akhirnya kami memutuskan untuk menanyakan ke kantor kecamatan Gunem. Pada saat itu kami datang ke kantor kecamatan Gunem delapan orang ( Joko Prianto, Sumarno, Abdulah, supristianto, parmin, rusman, joko, Zanjuli, dan Nardi).
Hasil berdialog dengan pihak pemerintah kecamatan Gunem Bapak TEGUH GUNAWARMAN juga sama dengan apa yang di sampaikan oleh kepala Desa Tegaldowo. Yang intinya mereka tidak tau menau soal rencana pendirian pabrik semen PT.Semen Indonesia di wilayah kabupaten Rembang. Tapi disaat itu pak camat menyarankan untuk kirim surat kepada pihak PT.Semen Indonesia, DPRD Rembang, Bupati Rembang, Gubernur, MPR RI dan Juga Kepada Presiden.




RABU 17 April 2013
Kamipun akhirnya mengikuti saran dari bapak camat Gunem untuk berkirim surat kepada Pemerintah dan pihak PT.Semen Indonesia, adapun isi surat yang kami kirim adalah MINTA SEGERA DI ADAKAN SOSIALISASI TERKAIT PENDIRIAN PABRIK PT.SEMEN INDONESIA di wilayah DesaTegaldowo Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Ketika kami kirim surat ke kantor pos Rembang saat itu kamipun sempat membuat teatrikan di halaman kantor pos, dan rombongan kami beranggotakan 19 orang.







Aksi teatrikal di depan kantor pos Rembang
Dan sampai detik ini balasan surat atau bahkan sosialisasi dari pihak pemerintah dan PT Semen Indonesia tidak pernah ada.









SENIN 22 APRIL 2013
Ketika di balai Desa Tegaldowo ada acara pertemuan Karang Taruna dan kebetulan juga di hadiri oleh semuaPejabat Desa dan tokoh masyarakat, kembali kami menanyakan soal Rencana pendirian pabrik semen PT.Semen Indonesia kepada pemerintah Desa, tapi jawaban yang di berikan juga sama, tidak tau menau tentang rencana pendirian pabriksemen PT.Semen Indonesia.
Di sisi lain sehari sebelum ada pertemuan tentang karang taruna di desa Tegaldowo, dua orang  teman kami di intimidasi oleh beberapa orang dan oleh aparat keamanan, LSM  dan pihak PT.Semen Indonesia.
MUHLISIN dan MASDURIANTOK adalah dua teman kami yang di intimidasi oleh,
1.      ADI PURWOTO (masyarakat Desa Tegaldowo),
2.      ISROI (anggota TNI koramil Gunem), 
3.      RAKIMAN (Masyarakat Desa Tegaldowo),
4.      SUWITO (ketua BPD Desa Tegaldowo),
5.      SUPRIYADI (Ketua Karang Taruna Desa Tegaldowo),
6.      HENDARSUN (masyarakat Desa Tegaldowo)
7.      SARIYUN (warga Desa Tegaldowo)
8.      LSM (dua orang),
9.      Pihak Semen Indonesia ( satu orang)
10.  AGUS ( warga Desa Tegaldowo),
11.  BAMBANG PORNADI ( ketua HANSIP Desa Tegaldowo)
Inti dari intimidasi tersebut adalah tentang ancaman dan akan di culik.

22 MEI 2013
Kami akhirnya sepakat untuk membuat paguyuban tentang kepedulian terhadap lingkungan dan membela para petani, dan niat kami di sampikan ke pemerintah Desa Tegaldowo, tapi ketika kami sedang mengadakan dialog dengan tokoh masyarakat dan perangkat desa, kami justru di bantai habis-habisan di balai Desa Tegaldowo.  Dan semua pihak yang hadir dalam acara tersebut memojokkan kami.Dan ini sudah menjadi bukti bahwa pemerintah Desa Tegaldowo tidak lagi memihak pada kepentingan dan nasib rakyat.


SABTU 22 JUNI 2013
Puluhan warga Desa Tegaldowo kecamatan Gunem pagi, melakukan unjuk rasa dengan berjalan kaki menuju balai Desa Tegaldowo sambil menyuarakan penolakan terhadap rencana pendirian pabrik semen PT.Semen Indonesia.
Setibanya di kantor Balai Desa Tegaldowo kami sempat adu mulut dengan pihak keamanan dan pemerintah Desa. SUMARNO, SUPRISTIANTO, SUNARDI  DAN SUJITO adalah empat  teman kami yang sempat di sekap di kantor Balai Desa dan Di Intimidasi oleh
1.      SUYANTO (Kepala Desa)
2.      SUWITO ( ketua BPD)
3.      JASMADI ( warga masyarakat Tegaldowo)
4.      MASUDI (warga masyarakat Tegaldowo)
5.      BADRI ( warga masyarakat Tegaldowo)
6.      RAKIMAN (warga Masyarakat Tegaldowo)
7.      TURMEN (Kadus Dukuh)
8.      NYONO (kadus Tegaldowo)
9.      JUMADI /SATUL (warga masyarakat Tegaldowo)
Inti imidasi tersebut adalah  kedatangan warga masyarakat Desa Tegaldowo ke balai desa dalam  acara SILATUROHMI PEMKAB REMBANG DENGAN MASYARAKAT DESA TEGALDOWO   di anggap  illegal.Tetapi pada kenyataanya isi acara tersebut tentang sosialisasi tentang rencana pendirian pabrik semen PT. SEMEN INDONESIA.


SENIN 23 SEPTEMBER 2013
Aksi penolakan terhadap pendirian Pabrik semen PT.Semen Indonesia sudah menyebar keseluruh pelosok kabupaten Rembang Bahkan beberapa dari teman kami sempat di pangil oleh Wakil Bupati H. ABDUL HAFIDZ di kediaman dinas wakil bupati di Rembang.
Bertemu dengan H. Abdul Hafidz di rumah dinas wakil bupati Rembang
hasil berdiaolog dengan wakil bupati sunguh sangat mengecewakan, dan di luar dugaan. Kalo ada pabrik semen PT. Semen Indonesia berdiri di wilayah Desa Tegaldowo secara otomatis lahan pertanian berkurang dan untuk pakan ternak kamipun akan berangsur-angsur hilang dan wakil bupati menyarankan untuk mengambil   pakan ternak kami dari luar daerah yang jaraknya puluhan kilo meter yaitu dari daerah kabupaten Grobogan dan itupun bukan rumput tapi jangle (batang jagung).
Wakil bupatipun juga menyinggung tanah yang di wilayah Desa Tegaldowo sangat tandus dan kurang cocok untuk lahan pertanian, dan menilai tanaman  di wilayah Desa Tegaldowo kurang subur. Tapi kenyataan itu sangat beda dengan di lapangan. Lahan pertanian di Desa tegaldowo sangat subur.
Sunguh pemikiran yang tidak logis dan tidak masuk akal, dan sudah jelas terbaca bahwa pemerintah Kabupaten Rembang lebih memilih membiarkan rakyatnya menderita.


18 SEPTEMBER 2013
Kurang lebih sekitar 500an Warga Desa Tegaldowo menggeruduk gedung DPRD Rembang.Kami menolak rencana pendirian Pabrik Semen PT. Semen Indonesia. Kami meminta kepada DPRD Rembang untuk turut mendesak Kementerian Kehutanan  untuk mencabut surat ijin prinsip maupun surat ijin pinjam pakai kawasan hutan yang di ajukan oleh pihak PT. Semen Indonesia.


Janji DPRD Rembang waktu itu akan bentuk Pansus, tapi kenyataan sampai sekarang tidak pernah ada.




19 SEPTEMBER 2013
Anggota DPRD di usir warga
Foto di rumah sumarni warga Desa tegaldowo RT 07 RW 01
Sehari setalah warga Desa Tegaldowo melakukan aksi unjuk rasa di gedung DPRD Rembang, wakil dari DPRD Rembang datang ke Desa Tegaldowo.
 Ketua DPRD Rembang SUNARTO dan wakilnya CATUR WINARTO, dan TEGUH GUNAWARMAN Camat Gunen, perangkat Desa Tegaldowo beserta aparat keamanan dari kecamatan Gunem mendatangi rumah warga. Rombongan di terima oleh Sumarni di kediamanya, merasa ada tamu seorang pejabat akhirnya banyak masyarakat yang datang.
Mendengar penjelasan dari rombongan anggota DPRD yang di nilai tidak memihak pada rakyat akhirnya masyarakat Desa Tegaldowo mengusir paksa anggota DPRD.

24 SEPTEMBER 2013
INTIMIDASI TIMBRANGAN







04 OKTOBER 2013
Pengajian di makam umum mbah Ronggodito Desa Tegaldowo              
Sekitar 500 warga Desa Tegaldowo, Timbrangan, Suntri, Bitingan dan Pasucen menghadiri acara istigosah melestarikan alam, acara malam itu di pimpin oleh ustad Ubaidillah Ahmad dan Ustadz Gufron selepas Isya di pemakaman umum Mbah Ronggodito Desa Tegaldowo.

22 OKTOBER 2013
‘ Pengajian melestarikan pegunungan Kendeng Utara’
Sekitar 1000 warga Desa Tegaldowo, pasucen, timbrangan, suntri, bitingan mengadakan istigosah di lapangan Desa Tegaldowo di pimpin oleh ustadz Ubaidillah Ahmad dan ustadz Gufron dari Desa Sidorejo Pamotan.

27 OKTOBER 2013
Sekitar seribu orang warga Desa Tegaldowo, Timbrangan, Suntri Timbrangan, Pasucen, Bitingan kecamatan Gunem mendatangi Tapak Pabrik PT. Semen Indonesia.
Masa datang ke lokasi tapak pabrik di wilayah Perhutani KPH Mantingan kecamatan Bulu, para penolak rencana pendirian Pabrik Semen PT. Semen Indonesia sempat di halang-halangi oleh aparat keamanan di desa Timbrangan tepatnya di depan café Karaoke. Tapi masyarakat terus melawan dan akhirnya bisa menembus barisan keamanan.

Saat itu di lokasi tapak pabrik sedang berlangsung pengundian hadiah dari kegiatan gerak jalan yang di gelar oleh PT. semen Indonesia, Para pengunjuk rasa yang tergabung dalam paguyuban Katentreman membubarkan acara yang sedang berlangsung, para pendemo membongkar paksa panggung dan meminta acara untuk segera di hentikan.
 Pada saat itu juga hadir pak camat Gunem yang berjanji akan menjebatani dan memfasilitasi para pendemo untuk berdialog dengan pihak PT. Semen Indoneisa. Tapi kenyataan itu hanya omong kosong, sampai saat ini pun janji pak camat hanya sebuah janji dan tidak ada kenyataan.











28 OKTOBER 2013 PENGAJIAN DI TIMBRANGAN
Istigosah melastarikan Pegunungan Kendeng Utara
Warga Desa Timbrangan Mengelar istogosah tentang pelestarian pegunungan kendeng utara di sebuah mushola milik bapak Wagiman, sekitar 700 warga desa Timbrangan, Tegaldowo, Pasucen, Suntri bertumpah ruah memadati pelataran musholla. Acara istigosah di pimpin oleh ustadz Ubaidillah Ahmad dan ustadz Gufron.


27 JANUARI 2014
DIALOG PEMECAHAN MASALAH HAMA TANAMAN PETANI DI KENDENG
HERMANU IPB BOGOR                              

Paguyuban Kantentreman bekerja sama dengan Klinik Tanaman Terpadu IPB mengelar acara pemecahan masalah hama pada tanaman di pegunungan kendeng utara di Balai Desa Tegaldowo, turut hadir pihak dari kecamatan Gunem dan Dinas Pertanian Kabupaten Rembang.
Sekitar 300 warga dari desa Tegaldowo, Timbrangan dan suntri menghadiri acara tersebut, dan warga sangat antusias mengikuti acara tersebut. Untuk nara sumber dari IPB adalah Bapak Hermanu.

19 FEBRUARI 2014
UNJUK RASA DI DEPAN KANTOR DPRD REMBANG

Sekitar 1000 warga Desa Tegaldowo, Timbrangan, Pasucen, Kajar, Suntri, Bitingan kecamatan Gunem dan kecamatan Sale Kabupaten Rembang,  melakukan demo dengan Long march di mulai dari alun-alun Rembang menuju kantor DPRD sepanjang perjalanan kami meneriakan penolakan atas rencana pendirian pabrik semen PT. Semen Indonesia di Desa Tegaldowo.
Ratusan warga yang mayoritas merupakan kaum ibu-ibu tersebut juga membawa berbagai poster penolakan selain itu kami juga membawa keranda yang di bungkus oleh kain putih yang bertuliskan ‘matinya pemerintahan Rembang’ serta mengelar teatrikal yang dimainkan oleh beberapa pemuda yang tubuhnya di cat warna hitam. Kami kemudian berhenti di bundaran depan kantor DPRD, di bundaran tersebut warga kemudian melakukan aksi bakar keranda dan karung yang di bawa aksi teatrikal. Dan aksi kami sempat memacetkan beberapa jam jalan pantura.
Kami meminta hentikan semua aktivitas dan seluruh proses yang berkaitan dengan penambangan dan pembangunan pabrik semen PT.SEMEN INDONESIA, dan mencabut dukungan dan persetujuan terhadap rencana pembangunan pabrik-pabrik semen yang ada di Rembang, serta meninjau kembali dan konsisten terhadap perda propinsi Jawa Tengah NO 6 Tahun 2010 tentang RTRW  dan Perda Kabupaten Rembang NO 14 tahun 2011 yang menyatakan cekungan watu putih adalah kawasan imbuhan air dan kawasan lindung geologi.
Dan kami sempat adu mulut dan adu dorong dengan pihak keamanan, karena pihak DPRD tidak mau menemui kami dihalaman gedung DPRD.


20 FEBRUARI 2014
PERTEMUAN DI BALI DESA TEGALDOWO


 
Sehari setelah aksi unjuk rasa di gedung DPRD kabupaten Rembang, warga masyarakat Tegaldowo mengelar acara dialog di Balai Desa Tegaldowo untuk menutup jalan tambang, Karna selama ini jalan yang di lalui oleh armada  PT. BANGUN ARTHA (BA) adalah jalan pertanian milik warga Desa Tegaldowo.
Sedangkan untuk PT, AMIR HAJAR KILSI (AKH), PT. UNITED TRACTORS SEMEN GRESIK (UTSG) dan PT. KURNIA ARTHA PRATIWIarmadanya juga melalui jalan perkampungan penduduk. kami warga masyarakat Tegaldowo bermaksud menutup jalan untuk armada-armada perusahaan tersebut, karna rumah-rumah warga yang di lalui armada dari prusahaan tambang tersebut sangat terganggu oleh debu yang disebabkan lalu lalangnya armada-armada perusahaan tambang tersebut, belum lagi kebisingan.
Dialog yang seharusnya lancar malah menjadi ajang keributan, para pemilik tambang menyewa preman-preman untuk membubarkan acara dialog, bahkan teman kami SUMARNO sempat menjadi sasaran pelemparan air mineral oleh WURYADI yang bekerja di PT. BANGUN ARTA  yang sekaligus menjabat sebagai anggota BPD di Desa Tegaldowo

27 MARET 2014
PEMASANGAN PLANG

Foto pemasangan patok lahan tidak di jual di lahan milik warga
Ratusan Warga Desa Tegaldowo dan Desa Timbrangan kecamatan Gunem memasang patok penanda bahwa lahan pertanian tidak akan di jual sampai kapanpun dan dengan harga berapapun untuk kepentingan pengusaha pertambangan dan untuk lahan pembangunan Pabrik Semen PT. Semen Indoneisa.
Dan memilih mempertahankan lahan pertanian miliknya sebagai sumber pangan anak cucu kelak, dan khawatir jika lahan pertaniannya di jual keluarga dan keturunannya bakal sulit untuk bercocok tanam dan berpenghidupan.